Kacang kapri ( Pisum sativum L ) termasuk ke dalam jenis kacang – kacangan yang paling umum dikonsumsi oleh masyarakat indonesia. Jenis kacang ini dapat dikonsumsi bagian bijinya saja ataupun bersamaan dengan polongnya, namun kebanyakan orang mengolah kacang tersebut dengan cara ditumis.
Dilansir dari data komposisi pangan indonesia, bahwa kacang kapri memiliki kandungan protein, vitamin A, B, C, serat dan juga mineral penting lainnya seperti kalsium, natrium, fosfor serta kalium yang mana semua jenis nutrisi tersebut sangat dibutuhkan oleh organ, jaringan dan sel tubuh untuk menjalankan fungsinya dengan baik.
Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam British Journal Of Nutrition, berikut beberapa manfaat dari kacang kapri, antara lain,
• Untuk Kesehatan Jantung
Kandungan serat yang cukup tinggi pada kacang kapri sehingga sangat cocok untuk dikonsumsi dalam menjaga kesehatan jantung agar tetap sehat. Dengan mengonsumsi kacang kapri ternyata dapat membantu mengurangi peradangan serta mengendalikan tekanan darah dalam tubuh. Nantinya efek tersebut juga bisa menurunkan risiko seseorang terkena penyakit jantung di kemudian hari.
• Menjaga Sistem Pencernaan
Konsumsi tepung dengan berbahan dasar kacang polong ternyata tidak membuat perut menjadi kembung jika dibandingkan dengan jenis kacang lainnya, Salah satunya yakni kacang kapri yang kaya akan seratnya sehingga dapat membantu melancarkan pembuangan air besar.
Ini artinya, anda akan terhindar dari sejumlah permasalahan susah buang air besar.Terlebih, kacang tersebut juga bisa dijadikan sebagai obat alami dalam mengatasi sembelit.
Pada bagian usus biasanya terdapat bakteri baik yang bisa membantu dalam mencerna makanan sehingga kandungan protein pada kacang kapri dipercaya dapat menjaga bakteri baik tersebut agar tetap seimbang.
• Membantu Tubuh Menangkal Radikal Bebas
Kandungan antioksidan seperti senyawa polifenol dan fenol pada kacang kapri yang dapat membantu tubuh dalam melawan sejumlah radikal bebas. Untuk radikal bebas sendiri merupakan sebuah molekul yang bisa memicu kerusakan pada bagian sel, protein serta DNA dalam tubuh.
Untuk molekul tersebut berasal dari paparan sinar matahari, bahan kimia industri ataupun polusi. Perlu diketahui, bahwa paparan radikal bebas pada tubuh bisa menyebabkan stres oksidatif sehingga memicu timbulnya peradangan.