Risin adalah racun alami yang ada dalam biji jarak. Namun, zat beracun ini bisa menjadi tidak aktif jika dipanaskan hingga suhu di atas 80 derajat Celcius. Menariknya, risin ini juga pernah menjadi media percobaan dalam obat untuk membunuh sel kanker.
Fakta tentang racun risin
Biji kasuari atau biji jarak biasanya diolah menjadi minyak singkong. Risin merupakan protein beracun yang mengandung residu dari proses produksi. Berapa banyak risin yang dihasilkan tergantung pada dosis dan paparan tanaman Ricinus communis.
Zat beracun ini pertama kali ditemukan oleh seorang peneliti Jerman bernama Peter Hermann. Dalam keadaan normal, risin adalah zat yang stabil. Namun, kondisinya bisa menjadi tidak aktif jika dipanaskan hingga lebih dari 80 derajat Celcius.
Bahaya dan Gejala Keracunan Ricin
Ketika seseorang secara tidak sengaja menelan risin, zat ini berakhir di sel-sel tubuh. Akibatnya, sel tidak dapat menghasilkan protein yang mereka butuhkan. Tanpa protein, sel-sel tubuh akan mati dan mengancam nyawa orang yang keracunan.
Selain dari inhalasi dan konsumsi, seseorang tidak mungkin mengalami keracunan risin dari kontak kulit saja. Reaksi seperti kemerahan pada kulit atau nyeri pada mata dapat terjadi. Namun, jika tangan Anda terkontaminasi risin, berhati-hatilah dan segera makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Menjadi mungkin untuk mengambil risin.
Hingga saat ini, belum ada tes khusus untuk mengetahui seberapa banyak paparan risin dalam tubuh seseorang. Demikian juga, belum ditemukan vaksin atau penawarnya. Cara terbaik untuk menghindari keracunan adalah dengan menghindarinya.
Keracunan risin dapat membunuh seseorang dalam waktu 36-72 jam setelah terpapar. Menurut laporan, ada orang yang mengalami keracunan akibat terpapar 1,5 hingga 30 biji singkong.
Ricin sebagai senjata biologis
Faktanya, tidak mungkin ada orang yang keracunan risin karena mengonsumsi biji singkong secara tidak sengaja. Itu bisa dalam bentuk bubuk atau cair. Kontaminasi dapat terjadi melalui udara, makanan dan air.
Contohnya terjadi pada tahun 1978. Saat itu, seorang jurnalis Bulgaria bernama Georgi Markov tewas setelah diserang oleh seorang pria dengan payung. Markov, yang tinggal di London, meninggal ketika payung digunakan untuk menyuntikkan pelet risin ke tubuhnya.
Sementara itu, pada 1940-an, militer AS telah bereksperimen dengan menggunakan risin sebagai senjata biologis. Dalam beberapa kasus, risin digunakan sebagai senjata selama operasi militer di Irak pada 1980-an.